اُدْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعاً وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

Berdo`alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.



Rabu, 16 November 2011

DO’A SUJUD TILAWAH

Al Faqih Warsono




سَجَدَ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ.
Bersujud wajahku kepada Tuhan yang menciptakannya, yang membelah pendengaran dan penglihatannya dengan Daya dan Kekuatan-Nya, Maha Suci Allah sebaik-baik Pencipta”.1

اَللَّهُمَّ اكْتُبْ لِيْ بِهَا عِنْدَكَ أَجْرًا، وَضَعْ عَنِّيْ بِهَا  وِزْرًا، وَاجْعَلْهَا لِيْ عِنْدَكَ ذُخْرًا، وَتَقَبَّلْهَا مِنِّيْ كَمَا تَقَبَّلْتَهََا مِنْ عَبْدِكَ دَاوُدَ.

"Ya Allah, tulislah untukku dengan sujudku pahala di sisi-Mu dan ampunilah dengannya akan dosaku, serta jadikanlah simpanan untukku di sisi-Mu dan terimalah sujudku sebagaimana Engkau telah menerimanya dari hamba-Mu Dawud”.2


Sumber:

1. HR. At-Tirmidzi: 2/474. Ahmad: 6/30 dan Al-Hakim. Menurut Al- Hakim, hadits tersebut shahih. Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya 1/220. Sedang tambahannya: Fatabaarakallahu menurut riwayat Adz-Dzahabi sendiri.
2. HR. At-Tirmidzi: 2/473, dan Al-Hakim. Menurut Al-Hakim, hadits tersebut shahih. Dan Adz-Dzahabi menyetujuinya: 1/219.
3. Hisnul Muslim No. 21 Hal:41

BACAAN KETIKA MENDENGARKAN ADZAN

Al Faqih Warsono




Setelah mendengar Muadzin mengucap :
اَللهُ اَكْبَرُ 4×
Maka membaca: 1
اَللهُ اَكْبَرُ 4×
Setelah mendengar Muadzin mengucap :
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ 2×
Maka membaca: 1
اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ 2×
Setelah mendengar Muadzin mengucap :
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ 2×
Maka membaca: 1
اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ 2×
Atau membaca:

وَأَنَا أَشْهََدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا
“Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi- Nya dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Aku rela Allah sebagai Tuhanku, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama (yang benar). 2

Setelah mendengar Muadzin mengucap :
حَيََّ عَلَى الصَّلاَةِ  
Maka membaca: 1
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ  
Setelah mendengar Muadzin mengucap :
حَيََّ عَلَى الْفَلاَحِ 
Maka membaca: 1
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ   



Setelah mendengar Adzan, maka mengucap doa:

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ، )إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ.(
“Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan
diberikan selain kepada Nabi r) dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji”.3


Sumber:

1. HR. Bukhari: 1/152, Muslim: 1/288.
2. HR. Bukhari: 1/152 dan Muslim: 1/288.
3. HR. Bukhari: 1/152. Untuk kalimat: ‘Innaka laatukhliful mii’aad’, menurut riwayat Baihaqi: 1/410, Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar, hal. 38.
4. Hisnul Muslim No. 15 hal: 29-30


DO’A KELUAR DARI MASJID

Al Faqih Warsono





بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
"
Dengan nama Allah, semoga shalawat dan
salam terlimpahkan kepada Rasulullah. Ya Allah,
sesungguhnya aku minta kepada-Mu dari karunia-Mu.
Ya Allah, peliharalah aku dari godaan setan yang terkutuk”.1



Sumber:
1. Tambahan: Allaahumma’shimni minasy syai-thaanir rajim, adalah riwayat Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah: 129.

2. Hisnul Muslim  No. 14  Hal. 28

DO’A MASUK MASJID

Al Faqih Warsono




أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، (بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ) (وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ)  اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.)

Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya Yang Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari setan yang terkutuk.1 Dengan nama Allah dan semoga shalawat 2 dan salam tercurahkan kepada Rasulullah 3 Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.” 4



Sumber;
1. HR. Abu Dawud, lihat Shahih Al-Jami’ no.4591
2. HR. Ibnu As-Sunni no.88, dinyatakan Al-Albani “hasan”.
3. HR. Abu Dawud, lihat Shahih Al-Jami’ 1/528.
4. HR. Muslim: 1/494. Dalam Sunan Ibnu Majah, dari hadits Fathimah “Allahummagh fir li dzunubi waftahli abwaba rahmatik”, Al-Albani menshahihkannya karena beberapa syahid. Lihat Shahih Ibnu Majah 1/128-129.
5. Hisnul Muslim No. 13,  hal: 28

DO’A PERGI KE MASJID

Al Faqih Warsono




 اَللَّهُمَّ اجْعَلْ فِيْ قَلْبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لِسَانِيْ نُوْرًا، وَفِيْ سَمْعِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَصَرِيْ نُوْرًا، وَمِنْ فَوْقِيْ نُوْرًا، وَمِنْ تَحْتِيْ نُوْرًا، وَعَنْ يَمِيْنِيْ نُوْرًا، وَعَنْ شِمَالِيْ نُوْرًا، وَمِنْ أَمَامِيْ نُوْرًا، وَمِنْ خَلْفِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ نَفْسِيْ نُوْرًا، وَأَعْظِمْ لِيْ نُوْرًا، وَعَظِّمْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ لِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْنِيْ نُوْرًا، اَللَّهُمَّ أَعْطِنِيْ نُوْرًا، وَاجْعَلْ فِيْ عَصَبِيْ نُوْرًا، وَفِيْ لَحْمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ دَمِيْ نُوْرًا، وَفِيْ شَعْرِيْ نُوْرًا، وَفِيْ بَشَرِيْ نُوْرًا. (اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ نُوْرًا فِيْ قَبْرِيْ (ونُوْرًا فِيْ عِظَامِيْ ) (وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا، وَزِدْنِيْ نُوْرًا) (وَهَبْ لِيْ نُوْرًا عَلَى نُوْرٍ(
 “Ya Allah ciptakanlah cahaya di hatiku, cahaya di lidahku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatan-ku, cahaya dari atasku, cahaya dari
bawahku, cahaya di sebelah kananku, cahaya di sebelah kiriku, cahaya dari depanku, dan cahaya dari belakangku. Ciptakanlah cahaya dalam diriku,
perbesarlah cahaya untukku, agungkanlah cahaya untukku, berilah cahaya untuk-ku, dan jadikanlah aku sebagai cahaya. Ya Allah, berilah cahaya kepadaku, ciptakan cahaya pada urat sarafku, cahaya dalam dagingku, cahaya dalam darahku, cahaya di rambutku, dan cahaya di kulitku”1  [Ya Allah, ciptakan-lah cahaya untukku dalam kuburku … dan cahaya dalam tulangku”]2, [“Tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku, tambahkanlah cahaya untukku”]3, [“dan karuniakanlah bagiku cahaya di atas cahaya”]4





Sumber:
1. Hal ini semuanya disebutkan dalam Bukhari: 11/116 no.6316, dan Muslim: 1/526, 529, 530, no. 763.
2. HR. At-Tirmidzi no.3419, 5/483.
3. HR. Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, no. 695, hal.258. Al-Albani menyatakan isnadnya shahih, dalam Shahih Al-Adab Al-Mufrad, no. 536.
4. Disebutkan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, dengan menisbatkannya kepada Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab Ad-Du’a. Lihat Fathul Bari: 11/118. Katanya: “Dari berbagai macam riwayat, maka terkumpullah sebanyak dua puluh lima pekerti”.

5. Hisnul Muslim No. 12 Hal: 26-27

BACAAN APABILA MASUK RUMAH

Al Faqih Warsono




بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا، وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا، وَعَلَى رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا.
 “Dengan nama Allah, kami masuk (ke rumah), dengan nama Allah, kami keluar (darinya) dan kepada Tuhan kami, kami bertawakkal”.

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
Assalamu ‘alaikum  (Semoga keselamatan diberikan kepada kamu semua.)


Sumber:

HR. Abu Dawud: 4/325, dan Al-‘Allamah Ibnu Baaz berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar, no. 28. Dalam Kitab Shahih: “Apabila seseorang masuk rumahnya, lalu berdzikir kepada Allah ketika masuk rumah dan makan, syaitan berkata (kepada teman-temannya), "Tiada tempat tinggal dan makanan bagi kalian (malam ini)’.” Muslim, no. 2018.

Hisnul Muslim No. 11, hal. 25

BACAAN KETIKA KELUAR RUMAH

Al Faqih Warsono




 بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
 “Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakkal kepada-Nya, dan tiada daya dan kekuatan kecuali karena pertolongan Allah”.


 اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ، أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ، أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ، أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهََلَ، أَوْ يُجْهََلَ عَلَيَّ.
 “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku sesat atau disesatkan (setan atau orang yang berwatak setan), berbuat
kesalahan atau disalahi, menganiaya atau dianiaya (orang), dan berbuat bodoh atau dibodohi”.



Sumber :
HR. Abu Dawud: 4/325, At-Tirmidzi: 5/490, dan lihat Shahih At-
Tirmidzi: 3/151.
HR. Seluruh penyusun kitab Sunan, dan lihat Shahih At-Tirmidzi:
3/152 dan Shahih Ibnu Majah: 2/336.
Hisnul Muslim No. 10, Hal. 25